pasangan pacar orang Sunda di
mana
sang pria memiliki panggilan 'Aa'
dengan wanitanya 'Neng'. Satu
bulan
pertama bagi Agus dan Rita adalah
surga. Tiga bulan kemudian adalah
panggilan bangun tidur bagi mereka
dan mendekati 9 bulan pacaran,
drama
dimulai.
Pacaran dengan Rita lebih sulit dari
merancang dimensi TORA
(Take Off Runway Area) sebuah
airport. Menentukan TORA, mudah.
TORA untuk
airport yang dirancang menerima
pesawat kelas Boeing 737 lebih
panjang dari
TORA untuk pesawat kelas Fokker.
Ada penuntunnya, ada tabelnya dan
ada
rumusnya. Bahkan ada asosiasi
internasional yang mengatur dan
memastikan
semua terbangun dan ter-set-up
dengan baik. Berpacaran dengan
Rita, semua
petunjuk datang dari wangsit
dukun.
1. Cemburu
Rita menatap Agus dengan tajam.
Kedua tangannya melipat defensif,
menunjukkan sikap penuh
permusuhan. Agus sedang
mengonsumsi dosis
harian menerima semprotan Rita.
Satu isu kecil dapat berubah
menjadi
letusan gunung.
"Kenapa semalem Neng nelepon
gak Aa' bales?"
"Geulis (cantik)?, soalnya Aa'
semalem baru pulang jam 2."
"Ngapain aja?" Mata Rita semakin
tajam , membuat Agus merasa
seperti
imigran gelap yang sedang
diinterogasi petugas imigrasi.
"Aa'?Aa' semalem kan siaran."
" Kan sampe jam dua belas."
"Abis itu, mengantarkan pulang
Risa." Kesalahan terbesar
kebanyakan
pria adalah kejujuran.
"Enak amat yah jadi Risa. Dianter
kamu pulang malem-malem.
Padahal kan
dia bukan pacar kamu." Matanya
semakin hostile. Agus menggaruk-
garuk
kepalanya. Dia mulai mengerti
maksud omongan Rita. Sudah
saatnya
wanita bersikap mandiri dan
mampu pulang sendiri ke
rumahnya di tengah
malam melewati gang-gang penuh
preman, maling pemerkosa. Belum
lagi
resiko dicabik-cabik anjing liar gila.
Di tahap ini, pembantu Rita
yang berprofesi ganda sebagai
pengamat sinetron Indonesia secara
transparan berpura-pura tidak
menguping pertengkaran.
"Daerah rumah dia kan Cikaso. Gak
aman."
"Suruh dia pindah rumah dong. Biar
kamu gak perlu anter-anter," ujar
Rita sambil mengabaikan beberapa
faktor kecil seperti:
a. Bahwa mencari rumah baru sulit
b. Harga rumah mahal
"Neng kenapa sih mesti cemburu?"
"Cemburu? Neng gak cemburu.
Siapa yang cemburu? Apakah Neng
terdengar
seperti orang yang cemburu?
Menurut kamu ini cemburu?
Menurut kamu
Neng cemburuan? Nggak!" dengan
desibel yang meningkat dari 8 kali
level normal dengan dahi berkerut.
2. Dominasi
Ini adalah agenda keseharian Agus.
Pagi - Antar Rita ke kampusnya.
Siang - Mendatangi Rita di
kampusnya, makan siang bersama.
Sore - Menjemput Rita dari kampus.
Malam - Menelpon Rita.
Agus mulai jengah dengan aktivitas
yang menuntut mobilisasi tinggi
ini. Dia mengusulkan agar Rita juga
pro-aktif untuk pergi ke kampus
Agus sesekali dan mengurangi
frekuensi pertemuan.
"Neng, kalo kayak gini terus, Aa'
bisa cacat permanen dan jatuh
miskin."
"Katanya sayang?"
"Gak mesti tiap hari kan ketemuan?"
"Kan kangen A'."
"Kalo Neng kangen, ya Neng juga
dong sekali-kali pergi ke kampus
Aa'."
"Nggak. Aa' aja yang ke kampus
Neng."
"Ntar Aa' kecapekan."
"Kalo sebaliknya, Neng dong yang
kecapekan."
"AAAARRRGGGHHHHHHH"
3. Sensitifitas
"Neng keliatan gendut gak sih Aa'?"
"Nggak."
"Liat dong ke Neng kalo bicara."
"Oke."
"Gendut ah."
"Nggak kok sayang."
"Gendut."
"Ya mungkin sedikit perlu fitness kali
ya?"
"JADI MENURUT AA', NENG
GENDUT? TEGA!"
"Loh?"
"Apa liat-liat?"
"Tadi katanya disuruh liat."
"Liatin saya gendut?"
"Aa' minta obat tidur...4
butir...please."
"Buat?"
"Bunuh diri."
"Kenapa mau bunuh diri? Malu yah
punya pacar gendut?"
"ARRRGGGHHHHH! !!"
4. Drama-drama- drama
"Halo?"
"Halo? Aa' ya?"
"Iya sayang, Neng, Aa' gak bisa ke
rumah malem ini gak apa-apa ya?"
"Kenapa?"
"Aa' mau pergi sama temen-temen.
Bimo ulang tahun dan mau nraktir
makan."
"Nggak. Aa' ke sini sekarang juga."
"Tapi Neng, semua anak-anak pada
ikutan."
"Jadi Aa' lebih seneng bergaul sama
temen-temen Aa' daripada sama
Neng?"
"Bukan gitu, ketemu kamu kan udah
tiap hari. Bimo ulang tahun kan
cuman
sekali setahun."
"Bilang aja lebih sayang Bimo
ketimbang sama Neng."
"Nggak kok, kamuh gak nangkep
nih esensinya."
"Saya cuman sapi gila yang kamu
gandeng kemana-mana. . ya, kan?"
"Sapi sih nggak ya.."
"Hu hu hu.. udah gak ada yang
sayang lagi sama Neng di dunia
ini.."
"Ehm...cup cup sayang...duh,
bageur..."
"Neng mending mati aja sekalian...
giles aja Neng sekalian sama truk
ayam, A'."
"Aduh Neng, ini bukan masalah
yang besar kok, cuman semalem
aja."
"Kalo bukan masalah yang besar
berarti Aa' bisa ke sini, kan?"
"....."
5. Teman
"Saya gak suka sama sahabat-
sahabat kamu. Yang satu bau. Yang
satu logat
Sumateranya nyeremin dan yang
paling Neng gak suka, yang paling
deket
sama kamu itu... tukang maenin
cewek!"
6. Makna ganda
Agus mulai menyadari perkataan
Doni di UNJAT dulu bahwa
terkadang wanita
bisa menjadi makhluk yang
kompleks. Mereka berjalan-jalan di
shopping
mall. Minggu depan adalah ulang
tahun Rita.
"Ih, bagus yah sepatu ini," ujar Rita
menatap sepasang sepatu.
"Kamu mau Aa' beliin ini untuk
ulang tahun kamu?"
"Nggak lah nggak usah."
"...Oke..." Agus melanjutkan jalan-
jalannya, meninggalkan Rita yang
masih berdiri di depan etalase
sepatu.
"Kok segitu aja?"
"??"
"Paksa dong bujuk Neng supaya
mau."
"Kamu tadi baru bilang bahwa
kamu nggak mau."
"Iya, tapi bukan berarti saya gak
mau, kan ?"
"Jadi kalo kamu bilang gak mau, itu
artinya kamu mau?"
"Belum tentu juga."
"Kalo kamu bilang mau, itu artinya
kamu gak mau?"
"Belum tentu juga."
Garuk. Agus garuk-garuk.
Cuplikan dari jomblo: sebuah
komedi cinta
mana
sang pria memiliki panggilan 'Aa'
dengan wanitanya 'Neng'. Satu
bulan
pertama bagi Agus dan Rita adalah
surga. Tiga bulan kemudian adalah
panggilan bangun tidur bagi mereka
dan mendekati 9 bulan pacaran,
drama
dimulai.
Pacaran dengan Rita lebih sulit dari
merancang dimensi TORA
(Take Off Runway Area) sebuah
airport. Menentukan TORA, mudah.
TORA untuk
airport yang dirancang menerima
pesawat kelas Boeing 737 lebih
panjang dari
TORA untuk pesawat kelas Fokker.
Ada penuntunnya, ada tabelnya dan
ada
rumusnya. Bahkan ada asosiasi
internasional yang mengatur dan
memastikan
semua terbangun dan ter-set-up
dengan baik. Berpacaran dengan
Rita, semua
petunjuk datang dari wangsit
dukun.
1. Cemburu
Rita menatap Agus dengan tajam.
Kedua tangannya melipat defensif,
menunjukkan sikap penuh
permusuhan. Agus sedang
mengonsumsi dosis
harian menerima semprotan Rita.
Satu isu kecil dapat berubah
menjadi
letusan gunung.
"Kenapa semalem Neng nelepon
gak Aa' bales?"
"Geulis (cantik)?, soalnya Aa'
semalem baru pulang jam 2."
"Ngapain aja?" Mata Rita semakin
tajam , membuat Agus merasa
seperti
imigran gelap yang sedang
diinterogasi petugas imigrasi.
"Aa'?Aa' semalem kan siaran."
" Kan sampe jam dua belas."
"Abis itu, mengantarkan pulang
Risa." Kesalahan terbesar
kebanyakan
pria adalah kejujuran.
"Enak amat yah jadi Risa. Dianter
kamu pulang malem-malem.
Padahal kan
dia bukan pacar kamu." Matanya
semakin hostile. Agus menggaruk-
garuk
kepalanya. Dia mulai mengerti
maksud omongan Rita. Sudah
saatnya
wanita bersikap mandiri dan
mampu pulang sendiri ke
rumahnya di tengah
malam melewati gang-gang penuh
preman, maling pemerkosa. Belum
lagi
resiko dicabik-cabik anjing liar gila.
Di tahap ini, pembantu Rita
yang berprofesi ganda sebagai
pengamat sinetron Indonesia secara
transparan berpura-pura tidak
menguping pertengkaran.
"Daerah rumah dia kan Cikaso. Gak
aman."
"Suruh dia pindah rumah dong. Biar
kamu gak perlu anter-anter," ujar
Rita sambil mengabaikan beberapa
faktor kecil seperti:
a. Bahwa mencari rumah baru sulit
b. Harga rumah mahal
"Neng kenapa sih mesti cemburu?"
"Cemburu? Neng gak cemburu.
Siapa yang cemburu? Apakah Neng
terdengar
seperti orang yang cemburu?
Menurut kamu ini cemburu?
Menurut kamu
Neng cemburuan? Nggak!" dengan
desibel yang meningkat dari 8 kali
level normal dengan dahi berkerut.
2. Dominasi
Ini adalah agenda keseharian Agus.
Pagi - Antar Rita ke kampusnya.
Siang - Mendatangi Rita di
kampusnya, makan siang bersama.
Sore - Menjemput Rita dari kampus.
Malam - Menelpon Rita.
Agus mulai jengah dengan aktivitas
yang menuntut mobilisasi tinggi
ini. Dia mengusulkan agar Rita juga
pro-aktif untuk pergi ke kampus
Agus sesekali dan mengurangi
frekuensi pertemuan.
"Neng, kalo kayak gini terus, Aa'
bisa cacat permanen dan jatuh
miskin."
"Katanya sayang?"
"Gak mesti tiap hari kan ketemuan?"
"Kan kangen A'."
"Kalo Neng kangen, ya Neng juga
dong sekali-kali pergi ke kampus
Aa'."
"Nggak. Aa' aja yang ke kampus
Neng."
"Ntar Aa' kecapekan."
"Kalo sebaliknya, Neng dong yang
kecapekan."
"AAAARRRGGGHHHHHHH"
3. Sensitifitas
"Neng keliatan gendut gak sih Aa'?"
"Nggak."
"Liat dong ke Neng kalo bicara."
"Oke."
"Gendut ah."
"Nggak kok sayang."
"Gendut."
"Ya mungkin sedikit perlu fitness kali
ya?"
"JADI MENURUT AA', NENG
GENDUT? TEGA!"
"Loh?"
"Apa liat-liat?"
"Tadi katanya disuruh liat."
"Liatin saya gendut?"
"Aa' minta obat tidur...4
butir...please."
"Buat?"
"Bunuh diri."
"Kenapa mau bunuh diri? Malu yah
punya pacar gendut?"
"ARRRGGGHHHHH! !!"
4. Drama-drama- drama
"Halo?"
"Halo? Aa' ya?"
"Iya sayang, Neng, Aa' gak bisa ke
rumah malem ini gak apa-apa ya?"
"Kenapa?"
"Aa' mau pergi sama temen-temen.
Bimo ulang tahun dan mau nraktir
makan."
"Nggak. Aa' ke sini sekarang juga."
"Tapi Neng, semua anak-anak pada
ikutan."
"Jadi Aa' lebih seneng bergaul sama
temen-temen Aa' daripada sama
Neng?"
"Bukan gitu, ketemu kamu kan udah
tiap hari. Bimo ulang tahun kan
cuman
sekali setahun."
"Bilang aja lebih sayang Bimo
ketimbang sama Neng."
"Nggak kok, kamuh gak nangkep
nih esensinya."
"Saya cuman sapi gila yang kamu
gandeng kemana-mana. . ya, kan?"
"Sapi sih nggak ya.."
"Hu hu hu.. udah gak ada yang
sayang lagi sama Neng di dunia
ini.."
"Ehm...cup cup sayang...duh,
bageur..."
"Neng mending mati aja sekalian...
giles aja Neng sekalian sama truk
ayam, A'."
"Aduh Neng, ini bukan masalah
yang besar kok, cuman semalem
aja."
"Kalo bukan masalah yang besar
berarti Aa' bisa ke sini, kan?"
"....."
5. Teman
"Saya gak suka sama sahabat-
sahabat kamu. Yang satu bau. Yang
satu logat
Sumateranya nyeremin dan yang
paling Neng gak suka, yang paling
deket
sama kamu itu... tukang maenin
cewek!"
6. Makna ganda
Agus mulai menyadari perkataan
Doni di UNJAT dulu bahwa
terkadang wanita
bisa menjadi makhluk yang
kompleks. Mereka berjalan-jalan di
shopping
mall. Minggu depan adalah ulang
tahun Rita.
"Ih, bagus yah sepatu ini," ujar Rita
menatap sepasang sepatu.
"Kamu mau Aa' beliin ini untuk
ulang tahun kamu?"
"Nggak lah nggak usah."
"...Oke..." Agus melanjutkan jalan-
jalannya, meninggalkan Rita yang
masih berdiri di depan etalase
sepatu.
"Kok segitu aja?"
"??"
"Paksa dong bujuk Neng supaya
mau."
"Kamu tadi baru bilang bahwa
kamu nggak mau."
"Iya, tapi bukan berarti saya gak
mau, kan ?"
"Jadi kalo kamu bilang gak mau, itu
artinya kamu mau?"
"Belum tentu juga."
"Kalo kamu bilang mau, itu artinya
kamu gak mau?"
"Belum tentu juga."
Garuk. Agus garuk-garuk.
Cuplikan dari jomblo: sebuah
komedi cinta
0 comments:
Posting Komentar